Senin, 14 Mei 2012

KONSEP AL-QUR’AN TENTANG MANUSIA


Makalah
Di susun guna memenuhi tugas
Mapel : Tafsir
Dosen pengampu : moh.Arja Imroni













Di susun oleh :



Muhajirin       (112311040)                I’tirofurruf’ah (112311030)
Bambang Edi  (1123110                     Ikhwan Aziz    (112311031)




FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012




                             I.            PENDAHULUAN
Sebenarnya manusia telah mencurahkan perhatian dan usaha yang sangat besar untuk mengetahui dirinya, kendatipun kita tidak mengetanui dirinya meskipun kita mengetahui cukup banyak tentang pendapat para ilmuan, filsafat sastrawan dan para ahli dalam bidang kerohanian sepanjang masa ini. Tapi kita ( manusia ) hanya mampu mengetahui beberapa segi tertentu dari diri kita. Kita tidak mengetahui manusia secara utuh, yang kita ketahui adalah manusia pada bagian-bagian tertentu.
Banyak para ilmuan yang menganggap bahwa manusia di golongkan kelas mamalia (binatang menyusui)­­­­ kemudian berkembang secara kronologis selama jutaan tahun lamanya. Dan kemudian berevolusi dan berubah hingga sekarang ini. Teori evolusi yang cenderung di benarkan oleh para ilmuan modern, terutama setelah di temukannya beberapa fosil yang umurnya jutaan tahun. Apabila di lihat dari teori Al-Qur’an sangatlah terlihat perbedaannya.  Maka dari itu pemakalah akan mengulas tentang teori Al-Qur’an tentang manusia.
                           II.            RUMUSAN MASALAH
A.      Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
B.      Beberapa Istilah Al-Quran Untuk Menyebut Manusia
C.      Potensi-Potensi Yang Ada Pada Manusia
D.     Tugas Manusia Di Bumi
                         III.            PEMBAHASAN
A.      Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
Menurut Al-Qur’an manusia di ciptakan dari saripati tanah. Sebagaimana ayat
Surat Al-mu’minin 12-14 :
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ   §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ   ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB$uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ  
12
.  dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari 

tanah.
13.  kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14.  kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Yang menceritakan bahwa manusia di ciptakan dari sari pati tanah, lalu berubah menjadi air mani yang di simpan di rahim, lalu air mani berubah menjadi segumpal daging, lalu menjadi tulang belulang, lalu tulang belulang itu di bungkus daging, akhirnya Allah menjadikannya makhluk. Lalu, surat al-qiyamah yang menjelaskan bahwa Allah menjdikan manusia dari setetes mani yang di tumpahkan kedalam rahim kemudian Allah menyempurnakannya, surat Ass-sajdah  yang menunjukan bahwa Allah menciptakan manusia dari tanah dan dari air mani yang hina .Merujuk pada Ayat- ayat di atas, maka kehidupan manusia dapat di kelompokkan menjadi delapan fase:
1.      Tanah sebagai proses awal penciptaan manusia
2.      Proses yang berasal dari air mani  (nutfah ) setelah manusia memakan makanan yang bersumber dari tanah, akhirnya berbuah seperma dan ovum inilah yang di sebut dengan nutfah, di mana pertemuan keduanya menghasilkan kenikmatan suami istri yang senggama.
3.      Proses yang melekat (Alaqah) konsekuensi dari suami ,istri yang bersenggama (coitus) tadi mengeluarkan sperma dan ovum dan kemudian menetap di rahim dan kemudian menjadi embrio
4.      Proses menjadi segumpal daging (mudghah) segumpal daging ini meruakan dari proses alaqah.
5.      Proses menjadi tulang belulang (Izham) proses ini terjadi adanya embrio yang sudah mengeras kemudian jadilah tulang
6.      Proses menjadi daging ( lahmah ) tulang belulang sudah terbungkus oleh daging merupakan fase terrahir dari embrio
7.      Proses peniupan roh. Pada fase ini mulailah adanya kehidupan dan mulailah bergerak dan mulailah menghirup udara yang ada di dunia
8.      Proses kelahiran ke muka bumi. Pada fase ini manusia mulai melakukan aktifitasnya sebagai manusia yang bertugas sebagai khalifah Allah di muka bumi ini[1].
B.      Beberapa Istilah Al-Qur’an Untuk Menyebut Manusia   
Ada beberapa istilah untuk menyebut manusia antara lain adalah sebagi berikut :
1.       Basyar
Kata basyar kata pada mulanya berarti penampaka sesuatu dengan baik dan indah.dari akar kata yang sama , lahir kata basyarah yang berarti kulit,manusia di namakan basyar karena kulitnya tampak jelas, berbda dengan makhluk lainnya.
Basyar menunjukkan bahwa manusia manusia sama dalam segi lahiriyahya serta persamaan dengan manusia keseluruhannya.
Bahwa nabi muhamad di perintahkan untuk menyampaikan:
(QS.Al-Kahfi(18):110).
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ  
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
2.       Insan
Di ambil dari kata uns yang berati jinak,harmonis,dan tampak.pendapat ini jika di tinjau dari sudut pandang Al-Qur’an lebih tepat dari pendapat terambil dari kata nasiya (lupa) atau nasa-yasenusu (berguncang)[2]
Kitab suci al-Qur’an – seperti yang ditulis Bint as-Syathi’ dalam al-qur’an wa Qadhaya al-Insan – sering kali memperhadapkan insane dengan jin/jan. jin adalah makhluk halus yang tidak tampak, sedangkan manusia adalah makhluk yang nyata lagi ramah.
Kata insane di gunakan untuk menunjuk manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Perbedaan manusia hanya secara fisik,menta,dan kecerdasan.
3.       An-Nas[3]
Dalam al-Qur’an manusia dalam pengertian an-nas disebutkan sebanyak 240 kali dengan keterangan yang jelas menunjukan pada jenis keturunan Nabi Adam as. Diantaranya terdapat dalam surat al-hujurat: 13,
4.       Duriyat Adam/Bani Adam
Al-Qur’an tidak menguraikan secara rinci proses kejadian Adam, yang oleh mayoritas ulama dinamai manusia pertama. Yang disampaikanya dalam konteks ini hanya (1) bahan awal manusia adalah tanah, (2) bahan tersebut adalah disempurnakan, (3) setelah proses penyempurnaannya selesai, ditiupkankepadanya ruh ilahi [QS Al-Hijr, 15: 28-29; Shad, 38: 71-72] many search
Abbas  Al-Aqad,  seorang  ilmuwan dan ulama Mesir kontemporer,
dalam bukunya Al-Insan fi Al-Quran  (Manusia  dalam  Al-Quran)
mempersilakan  setiap  Muslim,  untuk  --menerima atau menolak
teori itu-- berdasarkan penelitian  ilmiah,  tanpa  melibatkan
Al-Quran  sedikit  pun, karena Al-Quran tidak berbicara secara
rinci tentang proses kejadian manusia pertama.
Ketika berbicara tentang penciptaan manusia pertama, Al-Qur’an menunjuk kepada sang pencipta dengan menggunkan pengganti nama berbentuk tunggal.
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَراً مِنْ طِينٍ 71
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. (QS Shad, 38: 71)
C.      Potensi – Potensi Yang Ada Pada Manusia
                               Potensi  manusia  dijelaskan oleh Al-Quran antara lain melalui
kisah Adam dan Hawa (QS Al-Baqarah [2]: 30-39).
 Dalam ayat itu dijelaskan bahwa sebelum kejadian  Adam,  Allah telah   merencanakan   agar manusia  memikul  tanggung  jawab kekhalifahan di bumi. Untuk maksud tersebut di  samping  tanah (jasmani)  dan  Ruh  Ilahi  (akal  dan  ruhani),  makhluk  ini
dianugerahi pula:
a.       Potensi untuk mengetahui nama dan fungsi benda-benda alam. Dari  sini  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  manusia  adalah makhluk   yang   berkemampuan  untuk  menyusun  konsep-konsep,mencipta,  mengembangkan,  dan  mengemukakan  gagasan,   serta
melaksanakannya.  Potensi  ini adalah bukti yang membungkamkan malaikat, yang tadinya merasa wajar untuk  dijadikan  khalifah di bumi, dan karenanya mereka bersedia sujud kepada Adam. 
b.       pengalaman hidup di surga, baik yang berkaita dengan kecukupan dan kenikmatannya,      maupun rayuan   Iblis dan akibat buruknya.di  surga  adalah  arah  yang  harus  dituju  dalam membangun  dunia  ini,  kecukupan  sandang, pangan, dan papan,serta rasa aman terpenuhi (QS Thaha [20]: 116-ll9),
øŒÎ)ur $oYù=è% Ïpx6Í´¯»n=yJù=Ï9 (#rßßÚó$# tPyŠKy (#ÿrßyf|¡sù HwÎ) š[ŠÎ=ö/Î) 4n1r& ÇÊÊÏÈ   $uZù=à)sù ãPyŠ$t«¯»tƒ ¨bÎ) #x»yd Arßtã y7©9 šÅ_÷rtÏ9ur Ÿxsù %mäl¨Yy_̍÷ムz`ÏB Ïp¨Yyfø9$# #s+ô±tFsù ÇÊÊÐÈ   ¨bÎ) y7s9 žwr& tíqègrB $pkŽÏù Ÿwur 3t÷ès? ÇÊÊÑÈ   y7¯Rr&ur Ÿw (#àsyJôàs? $pkŽÏù Ÿwur 4ÓysôÒs? ÇÊÊÒÈ   
116. dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", Maka mereka sujud kecuali iblis. ia membangkang.
117. Maka Kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.
118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang,
119. dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya".
sekaligus arah  terakhir  bagi  kehidupannya di akhirat  kelak. Sedangkan godaan Iblis, dengan akibat  yang  sangat  fatal  itu,  adalah pengalaman yang amat berharga dalam menghadapi rayuan Iblis di dunia, sekaligus peringatan bahwa jangankan yang belum  masuk,yang  sudah  masuk ke surga pun, bila mengikuti rayuannya akan terusir.
c.       Petunjuk-petunjuk keagamaan.Masih banyak ayat-ayat lain  yang  dapat  dikemukakan  tentang sifat dan potensi manusia serta arah yang harus ia tuju.Dari  kitab  suci Al-Quran dan hadis-hadis Nabi Saw. Diperoleh informasi  serta  isyarat-isyarat  yang   boleh   jadi   dapa mengungkap  sebagian  misteri  makhluk  ini.  Namun  demikian,pemahaman atau informasi  dan  isyarat  tersebut  tidak  dapat dilepaskan  dari  subjektivitas  manusia,  sehingga  ia  tetapmengandung kemungkinan benar atau salah, seperti  halnya  yandikemukakan oleh tulisan ini. Secara  tegas  Al-Quran  mengemukakan  bahwa  manusia  pertama diciptakan dari tanah dan Ruh Ilahi melalui proses yang  tidak dijelaskan  rinciannya, sedangkan reproduksi manusia, walaupun dikemukakan tahapan-tahapannya, namun tahapan  tersebut  lebih banyak berkaitan dengan unsur tanahnya[4]. 
D.      Peran  Manusia Di Bumi
1.       Menjadi khalifah Allah, sesuai dengan firman Allah: Kaum Musa berkata, "Kami telah ditindas (oleh Firaun) sebelum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang." Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi Allah, maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu." (al-A'raf: 129)
(#þqä9$s% $oYƒÏŒré& `ÏB È@ö7s% br& $uZuÏ?ù's? .`ÏBur Ï÷èt/ $tB $oYoKø¤Å_ 4 tA$s% 4Ó|¤tã öNä3š/u br& šÎ=ôgムöNà2¨rßtã öNà6xÿÎ=÷tGó¡tƒur Îû ÇÚöF{$# tÝàZusù y#øŸ2 tbqè=yJ÷ès? ÇÊËÒÈ  
129. kaum Musa berkata: "Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada Kami dan sesudah kamu datang[556]. Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), Maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu[557].
[556] Mereka mengeluh kepada Musa a.s. bahwa nasib mereka sama saja; baik sebelum kedatangan Musa a.s. untuk menyeru mereka kepada agama Allah dan melepaskan mereka dari perbudakan Fir'aun, maupun sesudahnya. ini menunjukkan kekerdilan jiwa dan Kelemahan daya juang pada mereka.
[557] Maksudnya: Allah akan membalas perbuatanmu, yang baik dibalas dengan yang baik, dan yang buruk dibalas dengan yang buruk.
 Pengertian kalimat, "Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu", berarti Allah akan membalas perbuatan manusia; yang baik dibalas baik dan yang buruk dibalas buruk.
2.      Menyembah Allah, sesuai dengan firman Allah: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (adz-Dzariyat: 56).
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ  
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.


3.      Memakmurkan bumi, sesuai dengan firman Allah: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan doa hamba-Nya." (Huud: 61)
* 4n<Î)ur yŠqßJrO öNèd%s{r& $[sÎ=»|¹ 4 tA$s% ÉQöqs)»tƒ (#rßç6ôã$# ©!$# $tB /ä3s9 ô`ÏiB >m»s9Î) ¼çnçŽöxî ( uqèd Nä.r't±Rr& z`ÏiB ÇÚöF{$# óOä.tyJ÷ètGó$#ur $pkŽÏù çnrãÏÿøótFó$$sù ¢OèO (#þqç/qè? Ïmøs9Î) 4 ¨bÎ) În1u Ò=ƒÌs% Ò=ÅgC ÇÏÊÈ  
61. dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)."

[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.


 Pengertian kata pemakmurnya berarti manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia[5].
                         IV.            KESIMPULAN
Manusia mempunyai berbagai pendapat dalam penciptaan manusia terutama para pemikir modern pada saat sekarang ini, setelah kita kaji bersama bahwa manusia itu berasal dari tanah  dan melalui proses yang lama yaitu dari melalui proses percampuran mani dan ovum sehingga terjadilah penciptaan manusia lalu  dalam rahim selama Sembilan bulan akan menjadi manusia yang mempunyai pemikiran yang luar biasa yang membedakan dengan makhluk lainnya dan menjadi khalifah di bumi sebagai pemelihara alam semesta ini, sebagai hamba yang patuh terhadap perintah dan larangn sang khalik.

                           V.            PENUTUP
Demikianlah makalah makalah yang dapatpemakalah sampaikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih bannyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karna tak ada manusia yang sempurna,oleh karena itu kritik dan saran sangat pemakalah harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya . semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien








DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr. Sihab Umar, 2005Ma. Kontektualitas Al-Qur’an Jakarta,,Penamadani,
M. Shihab Quraish. , 2007,Wawasan Al-Qur’an, Bandung, PT mizan Pustaka,
Hadiri Choirudin Sp. Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an.1996.Jakarta , Gema Indah Press




















[


Tidak ada komentar:

Arsip Blog