KONSEP AL-QUR’AN TENTANG MANUSIA
Makalah
Di susun
guna memenuhi tugas
Mapel : Tafsir
Dosen
pengampu : moh.Arja Imroni
Di susun oleh :
Muhajirin (112311040) I’tirofurruf’ah (112311030)
Bambang
Edi (1123110 Ikhwan Aziz (112311031)
FAKULTAS
SYARI’AH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
I.
PENDAHULUAN
Sebenarnya
manusia telah mencurahkan perhatian dan usaha yang sangat besar untuk
mengetahui dirinya, kendatipun kita tidak mengetanui dirinya meskipun kita
mengetahui cukup banyak tentang pendapat para ilmuan, filsafat sastrawan dan
para ahli dalam bidang kerohanian sepanjang masa ini. Tapi kita ( manusia )
hanya mampu mengetahui beberapa segi tertentu dari diri kita. Kita tidak
mengetahui manusia secara utuh, yang kita ketahui adalah manusia pada
bagian-bagian tertentu.
Banyak para
ilmuan yang menganggap bahwa manusia di golongkan kelas mamalia (binatang
menyusui) kemudian berkembang secara kronologis selama jutaan tahun
lamanya. Dan kemudian berevolusi dan berubah hingga sekarang ini. Teori evolusi
yang cenderung di benarkan oleh para ilmuan modern, terutama setelah di
temukannya beberapa fosil yang umurnya jutaan tahun. Apabila di lihat dari
teori Al-Qur’an sangatlah terlihat perbedaannya. Maka dari itu pemakalah akan mengulas tentang
teori Al-Qur’an tentang manusia.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A. Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
B. Beberapa Istilah Al-Quran Untuk
Menyebut Manusia
C. Potensi-Potensi Yang Ada Pada Manusia
D. Tugas Manusia Di Bumi
III.
PEMBAHASAN
A. Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur’an
Menurut
Al-Qur’an manusia di ciptakan dari saripati tanah. Sebagaimana ayat
Surat
Al-mu’minin 12-14 :
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB$uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sø:$# ÇÊÍÈ
12
.
dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Yang menceritakan bahwa manusia di ciptakan
dari sari pati tanah, lalu berubah menjadi air mani yang di simpan di rahim,
lalu air mani berubah menjadi segumpal daging, lalu menjadi tulang belulang,
lalu tulang belulang itu di bungkus daging, akhirnya Allah menjadikannya
makhluk. Lalu, surat al-qiyamah yang menjelaskan bahwa Allah menjdikan manusia
dari setetes mani yang di tumpahkan kedalam rahim kemudian Allah menyempurnakannya,
surat Ass-sajdah yang menunjukan bahwa
Allah menciptakan manusia dari tanah dan dari air mani yang hina .Merujuk pada
Ayat- ayat di atas, maka kehidupan manusia dapat di kelompokkan menjadi delapan
fase:
1. Tanah sebagai proses awal penciptaan
manusia
2. Proses yang berasal dari air mani (nutfah ) setelah manusia memakan makanan
yang bersumber dari tanah, akhirnya berbuah seperma dan ovum inilah yang
di sebut dengan nutfah, di mana pertemuan keduanya menghasilkan kenikmatan
suami istri yang senggama.
3. Proses yang melekat (Alaqah)
konsekuensi dari suami ,istri yang bersenggama (coitus) tadi mengeluarkan sperma
dan ovum dan kemudian menetap di rahim dan kemudian menjadi embrio
4. Proses menjadi segumpal daging (mudghah)
segumpal daging ini meruakan dari proses alaqah.
5. Proses menjadi tulang belulang (Izham)
proses ini terjadi adanya embrio yang sudah mengeras kemudian jadilah tulang
6. Proses menjadi daging ( lahmah )
tulang belulang sudah terbungkus oleh daging merupakan fase terrahir dari
embrio
7. Proses peniupan roh. Pada fase ini
mulailah adanya kehidupan dan mulailah bergerak dan mulailah menghirup udara
yang ada di dunia
8. Proses kelahiran ke muka bumi. Pada
fase ini manusia mulai melakukan aktifitasnya sebagai manusia yang bertugas
sebagai khalifah Allah di muka bumi ini[1].
B. Beberapa Istilah Al-Qur’an Untuk Menyebut
Manusia
Ada beberapa istilah untuk menyebut manusia
antara lain adalah sebagi berikut :
1. Basyar
Kata
basyar kata pada mulanya berarti penampaka sesuatu dengan baik dan indah.dari
akar kata yang sama , lahir kata basyarah yang berarti kulit,manusia di
namakan basyar karena kulitnya tampak jelas, berbda dengan makhluk lainnya.
Basyar
menunjukkan bahwa manusia manusia sama dalam segi lahiriyahya serta persamaan
dengan manusia keseluruhannya.
Bahwa
nabi muhamad di perintahkan untuk menyampaikan:
(QS.Al-Kahfi(18):110).
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.s 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© @ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ×Î7yz ÇÊÌÈ
13. Hai manusia,
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
lagi Maha Mengenal.
2. Insan
Di
ambil dari kata uns yang berati jinak,harmonis,dan tampak.pendapat ini
jika di tinjau dari sudut pandang Al-Qur’an lebih tepat dari pendapat terambil
dari kata nasiya (lupa) atau nasa-yasenusu (berguncang)[2]
Kitab suci al-Qur’an – seperti yang ditulis Bint as-Syathi’
dalam al-qur’an wa Qadhaya al-Insan
– sering kali memperhadapkan insane dengan jin/jan. jin adalah makhluk halus
yang tidak tampak, sedangkan manusia adalah makhluk yang nyata lagi ramah.
Kata
insane di gunakan untuk menunjuk manusia dengan seluruh totalitasnya, jiwa dan
raga. Perbedaan manusia hanya secara fisik,menta,dan kecerdasan.
3.
An-Nas[3]
Dalam al-Qur’an manusia dalam
pengertian an-nas disebutkan sebanyak 240 kali dengan keterangan yang jelas
menunjukan pada jenis keturunan Nabi Adam as. Diantaranya terdapat dalam surat
al-hujurat: 13,
4. Duriyat Adam/Bani Adam
Al-Qur’an tidak menguraikan secara rinci proses kejadian Adam,
yang oleh mayoritas ulama dinamai manusia pertama. Yang disampaikanya dalam
konteks ini hanya (1) bahan awal manusia adalah tanah, (2) bahan tersebut
adalah disempurnakan, (3) setelah proses penyempurnaannya selesai,
ditiupkankepadanya ruh ilahi [QS Al-Hijr, 15: 28-29; Shad, 38: 71-72] many
search
Abbas Al-Aqad,
seorang ilmuwan dan ulama Mesir
kontemporer,
dalam bukunya
Al-Insan fi Al-Quran (Manusia dalam
Al-Quran)
mempersilakan setiap
Muslim, untuk --menerima atau menolak
teori itu--
berdasarkan penelitian ilmiah, tanpa
melibatkan
Al-Quran sedikit
pun, karena Al-Quran tidak berbicara secara
rinci tentang
proses kejadian manusia pertama.
Ketika berbicara tentang penciptaan manusia pertama,
Al-Qur’an menunjuk kepada sang pencipta dengan menggunkan pengganti nama
berbentuk tunggal.
إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَراً مِنْ طِينٍ 71
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya
Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. (QS Shad, 38: 71)
C. Potensi
– Potensi Yang Ada Pada Manusia
Potensi manusia dijelaskan oleh Al-Quran antara lain melalui
kisah Adam dan Hawa (QS Al-Baqarah [2]: 30-39).
Dalam ayat itu dijelaskan bahwa sebelum kejadian Adam, Allah telah merencanakan agar manusia memikul tanggung jawab kekhalifahan di bumi. Untuk maksud tersebut di samping tanah (jasmani) dan Ruh Ilahi (akal dan ruhani), makhluk ini
dianugerahi pula:
a. Potensi untuk mengetahui nama dan fungsi benda-benda alam. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk yang berkemampuan untuk menyusun konsep-konsep,mencipta, mengembangkan, dan mengemukakan gagasan, serta
melaksanakannya. Potensi ini adalah bukti yang membungkamkan malaikat, yang tadinya merasa wajar untuk dijadikan khalifah di bumi, dan karenanya mereka bersedia sujud kepada Adam.
b. pengalaman hidup di surga, baik yang berkaita dengan kecukupan dan kenikmatannya, maupun rayuan Iblis dan akibat buruknya.di surga adalah arah yang harus dituju dalam membangun dunia ini, kecukupan sandang, pangan, dan papan,serta rasa aman terpenuhi (QS Thaha [20]: 116-ll9),
øÎ)ur $oYù=è% Ïpx6Í´¯»n=yJù=Ï9 (#rßßÚó$# tPyKy (#ÿrßyf|¡sù HwÎ) [Î=ö/Î) 4n1r& ÇÊÊÏÈ $uZù=à)sù ãPy$t«¯»t ¨bÎ) #x»yd Arßtã y7©9 Å_÷rtÏ9ur xsù %mäl¨Yy_Ì÷ã z`ÏB Ïp¨Yyfø9$# #s+ô±tFsù ÇÊÊÐÈ ¨bÎ) y7s9 wr& tíqègrB $pkÏù wur 3t÷ès? ÇÊÊÑÈ y7¯Rr&ur w (#àsyJôàs? $pkÏù wur 4ÓysôÒs? ÇÊÊÒÈ
116. dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", Maka mereka sujud kecuali iblis. ia membangkang.
117. Maka Kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.
118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang,
119. dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya".
sekaligus arah terakhir bagi kehidupannya di akhirat kelak. Sedangkan godaan Iblis, dengan akibat yang sangat fatal itu, adalah pengalaman yang amat berharga dalam menghadapi rayuan Iblis di dunia, sekaligus peringatan bahwa jangankan yang belum masuk,yang sudah masuk ke surga pun, bila mengikuti rayuannya akan terusir.
c. Petunjuk-petunjuk keagamaan.Masih banyak ayat-ayat lain yang dapat dikemukakan tentang sifat dan potensi manusia serta arah yang harus ia tuju.Dari kitab suci Al-Quran dan hadis-hadis Nabi Saw. Diperoleh informasi serta isyarat-isyarat yang boleh jadi dapa mengungkap sebagian misteri makhluk ini. Namun demikian,pemahaman atau informasi dan isyarat tersebut tidak dapat dilepaskan dari subjektivitas manusia, sehingga ia tetapmengandung kemungkinan benar atau salah, seperti halnya yandikemukakan oleh tulisan ini. Secara tegas Al-Quran mengemukakan bahwa manusia pertama diciptakan dari tanah dan Ruh Ilahi melalui proses yang tidak dijelaskan rinciannya, sedangkan reproduksi manusia, walaupun dikemukakan tahapan-tahapannya, namun tahapan tersebut lebih banyak berkaitan dengan unsur tanahnya[4].
D. Peran Manusia Di Bumi
1. Menjadi khalifah Allah, sesuai dengan firman
Allah: Kaum Musa berkata, "Kami telah ditindas (oleh Firaun) sebelum kamu
datang kepada kami dan sesudah kamu datang." Musa menjawab:
"Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di
bumi Allah, maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu." (al-A'raf:
129)
(#þqä9$s% $oYÏré& `ÏB È@ö7s% br& $uZuÏ?ù's? .`ÏBur Ï÷èt/ $tB $oYoKø¤Å_ 4 tA$s% 4Ó|¤tã öNä3/u br& Î=ôgã öNà2¨rßtã öNà6xÿÎ=÷tGó¡tur Îû ÇÚöF{$# tÝàZusù y#ø2 tbqè=yJ÷ès? ÇÊËÒÈ
129. kaum Musa
berkata: "Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada
Kami dan sesudah kamu datang[556]. Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah
membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), Maka Allah akan
melihat bagaimana perbuatanmu[557].
[556] Mereka mengeluh kepada Musa a.s. bahwa
nasib mereka sama saja; baik sebelum kedatangan Musa a.s. untuk menyeru mereka
kepada agama Allah dan melepaskan mereka dari perbudakan Fir'aun, maupun
sesudahnya. ini menunjukkan kekerdilan jiwa dan Kelemahan daya juang pada
mereka.
[557] Maksudnya: Allah akan membalas
perbuatanmu, yang baik dibalas dengan yang baik, dan yang buruk dibalas dengan
yang buruk.
Pengertian kalimat, "Allah akan melihat
bagaimana perbuatanmu", berarti Allah akan membalas perbuatan manusia;
yang baik dibalas baik dan yang buruk dibalas buruk.
2. Menyembah
Allah, sesuai dengan firman Allah: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (adz-Dzariyat: 56).
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
3. Memakmurkan
bumi, sesuai dengan firman Allah: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka
Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak
ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya kemudian
bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan doa hamba-Nya." (Huud: 61)
* 4n<Î)ur yqßJrO öNèd%s{r& $[sÎ=»|¹ 4 tA$s% ÉQöqs)»t (#rßç6ôã$# ©!$# $tB /ä3s9 ô`ÏiB >m»s9Î) ¼çnçöxî ( uqèd Nä.r't±Rr& z`ÏiB ÇÚöF{$# óOä.tyJ÷ètGó$#ur $pkÏù çnrãÏÿøótFó$$sù ¢OèO (#þqç/qè? Ïmøs9Î) 4 ¨bÎ) În1u Ò=Ìs% Ò=ÅgC ÇÏÊÈ
61. dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka
shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak
ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan
menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian
bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)."
[726]
Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan
dunia.
Pengertian kata pemakmurnya berarti manusia dijadikan
penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia[5].
IV.
KESIMPULAN
Manusia mempunyai
berbagai pendapat dalam penciptaan manusia terutama para pemikir modern pada
saat sekarang ini, setelah kita kaji bersama bahwa manusia itu berasal dari
tanah dan melalui proses yang lama yaitu
dari melalui proses percampuran mani dan ovum sehingga terjadilah penciptaan
manusia lalu dalam rahim selama Sembilan
bulan akan menjadi manusia yang mempunyai pemikiran yang luar biasa yang
membedakan dengan makhluk lainnya dan menjadi khalifah di bumi sebagai
pemelihara alam semesta ini, sebagai hamba yang patuh terhadap perintah dan
larangn sang khalik.
V.
PENUTUP
Demikianlah
makalah makalah yang dapatpemakalah sampaikan. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih bannyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karna
tak ada manusia yang sempurna,oleh karena itu kritik dan saran sangat pemakalah
harapkan guna perbaikan makalah selanjutnya . semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amien
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr. Sihab Umar, 2005Ma.
Kontektualitas Al-Qur’an Jakarta,,Penamadani,
M. Shihab Quraish. , 2007,Wawasan
Al-Qur’an, Bandung, PT mizan Pustaka,
Hadiri
Choirudin Sp. Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an.1996.Jakarta , Gema Indah Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar